Itu yang dirasakan oleh kawan saya Yenie, setelah menikah dan menunggu hampir selama 6 (enam) tahun untuk memiliki momongan, akhirnya Allah SWT memberikan rezeki kepada sahabat saya di tahun 2018 ini.

Yenie & Quitta
Padahal saat itu, dia juga sedang melanjutkan program studinya di luar negeri (Filipina). Kebayang dong, kalau tiba-tiba ngidam makanan Indonesia. Kawan saya ini punya hobi traveling, dan selama di Filipina dia sudah banyak mengunjungi tempat wisata, tadinya dia merencanakan jadwal traveling di Filipina, dari mulai ingin mengunjungi beberapa pulau eksotik (seperti Bali) di Filipina sampai ingin berenang bersama ikan hiu paus di Oslob Filipina. Ketika dia tau kalau saat itu dia sedang hamil, maka batal sudah semua rencana jalan-jalan dan berpetualang selama di Filipina yang sudah dia susun. Tapi tak apa, karena rezeki dari Allah yang sudah dinanti lama akhirnya datang, maka tidak ada yang perlu disesali.
Baru setelah 2 (dua) bulan dia melahirkan saya bisa mengunjunginya. Berbincang-bincang dengan kawan lama yang sudah 5 (lima) tahun tidak bertemu, waaah banyak sekali yang kami ceritakan. Kebanyakan sih cerita pengalaman dia selama hamil, saat melahirkan dan saat mengurusi bayi.
Mulai dari sengsaranya dia saat masa-masa mual dan muntah saat hamil, padahal penyebabnya hanya hal sepele. Jadi selama hamil, kawan saya tidak bisa minum air putih bersuhu normal, dia baru bisa menelan air putih tanpa muntah jika bersuhu dingin (air kulkas). Selain itu selama dia hamil, produksi air liur agak berlebih, ketika air liur ditelan maka muntahlah dia, akhirnya setiap sekitar 10 menit sekali dia pasti meludah dan selalu menyediakan tas plastik (tidak heran, kalau kawan saya yang lain pernah harus bedrest selama hamil. Perjuangan ibu hamil memang luar biasa). Belum lagi ketika mengidam ketropak dan makanan khas Indonesia lainnya, dimana saat itu dia sedang di Filipina (ya kaleee, di Filipina banyak yang jual ketoprak atau pecel lele di sepanjang jalan).

Ketika melahirkanpun penuh dengan cerita, proses administrasi di rumah sakit daerah kami agak ribet, apalagi kalau kami peserta jaminan kesehatan rakyat. “Dipingpong” kesana kemari saat keadaan mau melahirkan, pelayanan petugas rumah sakit yang “nggak banget”, fyuuuuuh mau emosi tapi harus simpan energi untuk melahirkan nanti. Hahahaaa
Karena pertimbangan kondisi kawan saya, akhirnya dokter memutuskan untuk proses persalinan secara caesar. Banyak suara-suara dan pendapat kurang sedap yang kawan saya dengar jika melahirkan secara caesar, ada yang bilang kurang afdol, kurang sempurna jika melahirkan secara caesar. Hmmm, menurut saya, baik itu melahirkan secara normal atau caesar, kalian para ibu semuanya menakjubkan!!!
Yenie juga sempat sedikit mengalami baby blues syndrome, merasa sedih, takut dan khawatir nantinya tidak bisa membesarkan anak dengan benar. Karena melahirkan secara caesar jadi hari ke-3 atau ke-4 ASI baru keluar. Apalagi si bayi sempat demam 38 derajat celcius selama 2 (dua) hari.

Quitta
Kepanikan terkadang datang ketika orang-orang bertanya jika ada yang salah dengan si bayi: “kenapa kok gini, kenapa kok gitu?”. Padahal ini adalah pengalaman dia memiliki bayi, kawan saya juga belum tau apa-apa tentang mengurus bayi dan mengatasinya. Dia kadang kesal sendiri dan mendumel, “saya nggak tau ini anak kenapa, saya melahirkan bayi tidak lantas sepaket dengan men-download ilmu pintar mengurus bayi”, hahahaaaaa. Ibu kita pintar mengurus anak juga karena pengalaman selama bertahun-tahun membesarkan anak, tidak langsung pintar begitu saja. Ada juga yang mengatakan: “ibu menyusui jangan makan sambal nanti kotoran bayinya ada biji cabenya” (heeeh???). Dan banyak lagi peringatan “jangan ini, jangan itu” dari orang-orang terdekat dengan alasan yang kadang tidak masuk diakal, ini juga salah satu penyebab baby blues syndrome yang Yenie alami, untung saja suaminya sangat pengertian dan mau membantu dalam mengurus anak.

Eiiits cerita belum selesai, ada lagi cerita lucu ketika si Quitta (si bayi) menelan semut rangrang. “Haaah?! Kok bisa?!?!?!” Bisa dooong, jadi begini waktu Yenie ingin mengusir semut yang ada di pipi anaknya, dia tidak berani menjumput si semut dari pipi si bayi (dia juga takut digigit semut), akhirnya dia kibas semutnya, ternyata semut itu dijilat dan tak sengaja masuk ke dalam mulut Quitta, panik sambil mengecek mulut si bayi tapi si semut sudah hilang (mungkin sudah ditelan), hahahaaa.
Yaaa masih banyak cerita seru lainnya dari Yenie, pengalaman dia selama hamil, melahirkan dan mengurus anak. Cerita tentang pengalaman pertama menjadi seorang ibu lebih seru dibanding berenang dengan ikan hiu paus, bungee jumping pakai benang kasur atau loncat indah dari atas air terjun Niagara.

Yenie & Quitta
Padahal saat itu, dia juga sedang melanjutkan program studinya di luar negeri (Filipina). Kebayang dong, kalau tiba-tiba ngidam makanan Indonesia. Kawan saya ini punya hobi traveling, dan selama di Filipina dia sudah banyak mengunjungi tempat wisata, tadinya dia merencanakan jadwal traveling di Filipina, dari mulai ingin mengunjungi beberapa pulau eksotik (seperti Bali) di Filipina sampai ingin berenang bersama ikan hiu paus di Oslob Filipina. Ketika dia tau kalau saat itu dia sedang hamil, maka batal sudah semua rencana jalan-jalan dan berpetualang selama di Filipina yang sudah dia susun. Tapi tak apa, karena rezeki dari Allah yang sudah dinanti lama akhirnya datang, maka tidak ada yang perlu disesali.
Baru setelah 2 (dua) bulan dia melahirkan saya bisa mengunjunginya. Berbincang-bincang dengan kawan lama yang sudah 5 (lima) tahun tidak bertemu, waaah banyak sekali yang kami ceritakan. Kebanyakan sih cerita pengalaman dia selama hamil, saat melahirkan dan saat mengurusi bayi.
Mulai dari sengsaranya dia saat masa-masa mual dan muntah saat hamil, padahal penyebabnya hanya hal sepele. Jadi selama hamil, kawan saya tidak bisa minum air putih bersuhu normal, dia baru bisa menelan air putih tanpa muntah jika bersuhu dingin (air kulkas). Selain itu selama dia hamil, produksi air liur agak berlebih, ketika air liur ditelan maka muntahlah dia, akhirnya setiap sekitar 10 menit sekali dia pasti meludah dan selalu menyediakan tas plastik (tidak heran, kalau kawan saya yang lain pernah harus bedrest selama hamil. Perjuangan ibu hamil memang luar biasa). Belum lagi ketika mengidam ketropak dan makanan khas Indonesia lainnya, dimana saat itu dia sedang di Filipina (ya kaleee, di Filipina banyak yang jual ketoprak atau pecel lele di sepanjang jalan).

Ketika melahirkanpun penuh dengan cerita, proses administrasi di rumah sakit daerah kami agak ribet, apalagi kalau kami peserta jaminan kesehatan rakyat. “Dipingpong” kesana kemari saat keadaan mau melahirkan, pelayanan petugas rumah sakit yang “nggak banget”, fyuuuuuh mau emosi tapi harus simpan energi untuk melahirkan nanti. Hahahaaa
Karena pertimbangan kondisi kawan saya, akhirnya dokter memutuskan untuk proses persalinan secara caesar. Banyak suara-suara dan pendapat kurang sedap yang kawan saya dengar jika melahirkan secara caesar, ada yang bilang kurang afdol, kurang sempurna jika melahirkan secara caesar. Hmmm, menurut saya, baik itu melahirkan secara normal atau caesar, kalian para ibu semuanya menakjubkan!!!
Yenie juga sempat sedikit mengalami baby blues syndrome, merasa sedih, takut dan khawatir nantinya tidak bisa membesarkan anak dengan benar. Karena melahirkan secara caesar jadi hari ke-3 atau ke-4 ASI baru keluar. Apalagi si bayi sempat demam 38 derajat celcius selama 2 (dua) hari.

Quitta
Kepanikan terkadang datang ketika orang-orang bertanya jika ada yang salah dengan si bayi: “kenapa kok gini, kenapa kok gitu?”. Padahal ini adalah pengalaman dia memiliki bayi, kawan saya juga belum tau apa-apa tentang mengurus bayi dan mengatasinya. Dia kadang kesal sendiri dan mendumel, “saya nggak tau ini anak kenapa, saya melahirkan bayi tidak lantas sepaket dengan men-download ilmu pintar mengurus bayi”, hahahaaaaa. Ibu kita pintar mengurus anak juga karena pengalaman selama bertahun-tahun membesarkan anak, tidak langsung pintar begitu saja. Ada juga yang mengatakan: “ibu menyusui jangan makan sambal nanti kotoran bayinya ada biji cabenya” (heeeh???). Dan banyak lagi peringatan “jangan ini, jangan itu” dari orang-orang terdekat dengan alasan yang kadang tidak masuk diakal, ini juga salah satu penyebab baby blues syndrome yang Yenie alami, untung saja suaminya sangat pengertian dan mau membantu dalam mengurus anak.

Eiiits cerita belum selesai, ada lagi cerita lucu ketika si Quitta (si bayi) menelan semut rangrang. “Haaah?! Kok bisa?!?!?!” Bisa dooong, jadi begini waktu Yenie ingin mengusir semut yang ada di pipi anaknya, dia tidak berani menjumput si semut dari pipi si bayi (dia juga takut digigit semut), akhirnya dia kibas semutnya, ternyata semut itu dijilat dan tak sengaja masuk ke dalam mulut Quitta, panik sambil mengecek mulut si bayi tapi si semut sudah hilang (mungkin sudah ditelan), hahahaaa.
Yaaa masih banyak cerita seru lainnya dari Yenie, pengalaman dia selama hamil, melahirkan dan mengurus anak. Cerita tentang pengalaman pertama menjadi seorang ibu lebih seru dibanding berenang dengan ikan hiu paus, bungee jumping pakai benang kasur atau loncat indah dari atas air terjun Niagara.
Komentar
Posting Komentar