Saat ini sedang ramai di media sosial (Instagram) tentang tantangan upload foto perbandingan (perubahan diri) saat ini dengan 10 tahun yang lalu (#10yearschallange). Tidak, saya tidak tertarik untuk upload foto perbandingan saya saat ini dengan 10 tahun yang lalu.
“Sepuluh Tahun Yang Lalu”. Hmmm...kalau saya ingat lagi, kondisi saya pada saat sepuluh tahun yang saya dapat katakan di masa itu adalah masa tersuram, masa terpuruk atau masa kegelapan dalam hidup saya selama ini. Kenapa??? Oke akan saya ceritakan.
1. Pekerjaan (Karir)
Saya lulus kuliah di tahun 2006, setelah lulus saya mencari-cari pekerjaan dan tentu saja saya mengalami yang namanya “susah mencari pekerjaan” seperti orang-orang lain pada umumnya. Tidak lama kemudian saya mendapat pekerjaan sebagai administrasi di perusahaan distributor makanan kecil (snack) di daerah saya tinggal. Pemilik perusahaan tersebut baik, kepala cabangnya sangat baik, rekan-rekan yang lainnya juga baik. Yang tidak membuat saya nyaman adalah mentor saya. Dia berusia 3 tahun lebih muda, tetapi attitude-nya sangat kurang ajar. Memang kerja dia cekatan dan cepat, saya yang baru beberapa hari kerja dia push agar dapat bekerja cepat dan cekatan seperti dia sambil ngedumel kepada saya dengan umpatan: “Anak kuliahan kok nggak bisa kerja? Malah kalah sama saya yang hanya lulus SMA”. Menurut saya ini sudah keterlaluan. Saya ini bukannya bodoh dan tidak bisa bekerja, saya ini baru 5 (lima) hari bekerja, tidak bisa dibandingkan dengan kinerja dia yang sudah 2 (dua) tahun bekerja. Akhirnya saya memutuskan untuk resign, setelah 2 (dua) minggu bekerja di tempat itu.
Setelah itu saya mendapatkan pekerjaan di distributor sparepart motor “abal-abal” (barang palsu). Apa masalahnya? Dengan badan usaha yang tidak terdaftar resmi seperti ini sudah pasti keberlangsungannya tidak lama. Dan betul saja, baru saja saya bekerja selama beberapa bulan di tempat itu, usahanya sudah mau bubar dan bangkrut dan akhinya saya di PHK.
Lalu saya bekerja di tempat usaha percetakan yang pimpinannya galak, sehingga saya juga agak kurang nyaman. Ditambah lagi saya mempunyai kisah percintaan yang sangat dramatis di tempat ini. Lalu saya memutuskan resign setelah setahun bekerja.
Mendapat pekerjaan baru di tempat baru, yaitu di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Profesi yang saya tekuni sangat melenceng jauh sekali. Dimana pengalaman saya sebagai staff administrasi dipaksa menjadi staff pengajar anak-anak usia 3 tahun s.d. 12 tahun. Aaakh beban sekali dan saya merasa tidak nyaman dengan pekerjaan ini.
Akhirnya pada akhir tahun 2009 saya mendapat kesempatan bekerja di perusahaan besar di kota saya. Tak ragu lagi saya menerima pekerjaan di tempat ini (Alhamdulillah hingga saat ini saya masih bekerja di sini), di mana gajinya memang sesuai dengan UMR (dibanding semua tempat kerja sebelumnya yang gajinya di bawah UMR).
Pekerjaan saya di awal dan pertengahan tahun 2009 penuh dengan ketidakpastian dan ketidak-mapanan. Dan saya sempat berfikir dan bertanya dalam hati: “Ya Allah, sampai kapan saya diberi kemapanan dalam pekerjaan?”
2. Percintaan (Asmara)
Seperti yang saya sampaikan di atas pada tahun 2009 kisah cinta saya saat itu menyedihkan sekali. Saya sempat dekat dengan pria beristri. Yak, sangat hina sekali bukan? Bahkan dia sering sekali berkunjung ke rumah dan ngobrol dengan bapak dan ibu saya. Saya patah hati sepatah-patahnya. Yaaah walaupun setelah itu saya menemukan kisah cinta yang baru (yang walaupun belum berakhir bahagia juga hingga kini) dan kisah cinta bertepuk sebelah tangan (sudah “terbiasa patah hati”), tetapi kisah percintaan di tahun 2009 ini yang paling tragis, dramatis dan membuat meringis. Saya sampai tidak ada semangat hidup saat itu.
---
Selama sepuluh tahun hingga tahun 2019 ini, banyak sekali yang saya alami dalam hidup saya. Alhamdulillah saya diberikan rezeki oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, pada tahun 2015 saya ditetapkan sebagai karyawan tetap di perusahaan tempat saya bekerja saat ini setelah 6 (enam) tahun bekerja, dan pernah gagal ikut rekruitmen di tahun 2013.
Untuk kisah percintaan? Saat ini saya masih melajang, dan yang pasti kondisi kejiwaan saya sekarang lebih kuat dibanding yang dulu. Lebih legowo dan lebih ikhlas dalam menghadapi kegagalan cinta (preeetlah).
Itulah tadi perubahan yang terjadi dalam diri saya selama sepuluh tahun yang lalu. Kenangan masa-masa sulit (yang mungkin tidak ingin kita alami lagi) memang tidak bisa kita hilangkan dari hidup kita, dengan tujuan agar kita lebih bersyukur dan menghargai nikmat yang sudah diberikan oleh Allah, dan semoga Allah senantiasa memberikan kita nasib yang baik dan hidup penuh dengan kebahagian dan berkah. Aamiin Ya Allah.
Komentar
Posting Komentar