Langsung ke konten utama

TMII Part 1

Agustus 2014

Awal tahun 2014, saya baru mampu terbeli kamera dslr, yang harganya sekitar 5jutaan (lumayan pakai urat juga nih nabungnya, hahahaaa).

Dan saya memang pada dasarnya suka fotografi, padahal ilmu juga masih cetek, tapi tidak peduli, mau hasil fotonya bagus atau jelek, mengikuti kaidah fotografi atau tidak, pokoknya kemanapun pergi harus membawa kamera dan jepret sana-sini.

Untuk menghilangkan rasa bosan karena libur lebaran yang tidak punya acara apa-apa, saya mengajak kawan saya (Mbak Winda, tentu saja, siapa lagi) ke Taman Mini Indonesia Indah, dengan alasan karena tempat ini yang paling mudah rute kendaraan umumnya. Cukup dengan naik bus jurusan Kampung Rambutan, kalau beruntung bisa berhenti langsung di depan TMII atau mampir ke terminal Kampung Rambutan dulu lalu naik angkot (jaraknya pun tidak jauh).







Tugu Api Pancasila (yang sering saya kira, MONAS versi mini, hahahaaa)




Pemirsaaah semuanya, ini air mancur... kenapa disebut air mancur, karena alirannya dari bawah ke atas. Kalau air muncrat arahnya dari samping (heleeeh, teori apalagi ini)

Area depan ini sering digunakan untuk pertunjukan seni dan budaya, seperti kesenian Reog dari Ponorogo Jawa Timur

Tidak tau mau mengunjungi apa di TMII waktu itu, kami akhirnya mengunjungi beberapa tempat yang terdekat dari pintu masuk (untuk peta TMII, klik ini atau ini):

1. Kuil Konghucu (Klenteng) Kong Miao
Bersumber dari situs Taman Mini Indonesia Indah (klik ini). Kelenteng Kong Miao adalah rumah ibadah umat agama khonghucu.




Kompleks kelenteng kong miao terdiri tiga bangunan inti, yakni Tian Tan (Altar Suci), Da Cheng Dian (Kelenteng Nabi Agung) dan Qi Fu Dian (Kelenteng keberkahan).


Foto bareng beduk

Kelenteng Kong Miao dilengkapi ornamen pendukung antara lain: Xiang Lu (Hio Lo) atau tempat pembakaran hio, Pintu Gerbang sepasang Singa, Naga, Kilin, Patung 12 Shio, dan Kura-kura Kepala Naga terdapat di halaman.


Foto bareng pintu






Foto bareng tempat tancap hio (apalaaah, setiap foto bareng benda dikasih judul)


Sepeti rumah ibadah lainnya yang ada di TMII, Klenteng ini juga kerap digunakan untuk ibadah dan acara keagamaan.

Untuk masuk ke Kelenteng Kong Miao ini tidak dipungut biaya sama sekali. Dan untuk diingat lebih baik disarankan memakai pakaian yang sopan dan menjaga ucapan dan perilaku, untuk menghormati yang sedang beribadah.

2. Teater IMAX Keong Emas
Walaupun kami tidak masuk ke dalam teater (karena tiket masuknya cukup mahal bagi kami, hahaha), kami hanya berkeliling di sekitar area bangunan Keong Emas yang menjadi icon terkenal dari Taman Mini Indonesia Indah ini.




Saya kutip lagi dari situs TMII:
Teater Imax Keong Mas adalah gedung teater berbentuk keong mas raksasa tempat pemutaran dan pertunjukan film khusus berteknologi canggih.

Pendirian gedung teater ini dimaksudkan sebagai sarana rekreasi yang mendidik guna mengenalkan kekayaan alam dan budaya Indonesia melalui tanyangan film raksasa dengan menggunakan kecanggihan teknologi sinematografi modem Proyektor IMAX.

Beberapa film tersedia untuk diputar antara lain film Indonesia Indah I, Indonesia Indah II (Anak-Anak Indonesia), Indonesia Indah III (Indonesia Untaian Manikam di Katulistiwa), dan Indonesia Indah IV (Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia). Semuanya menjunjukan keindahan lingkungan, kekayaan alam dan keragaman budaya Indonesia.

Dalam perkembangan selanjutnya pemutaran film tidak hanya menampilkan film-film seri Indonesia Indah saja, namun juga diselingi dengan memutar film-film import yang bernuansa pendidikan dengan tema-tema hiburan, ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun tema-tema lingkungan hidup.



karena, ketika itu cuaca sedang panas, entah kenapa naluri kami ingin dekat-dekat dengan kolam air atau air mancur

Untuk info lebih lengkap dapat dilihat di sini.

3. Perpustakaan TMII
Masih di area depan TMII, sambil jalan-jalan tidak jelas juntrungannya kami menemukan perpustakaan. Terbersit pikiran untuk “ngadem” akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke perpustakaan di TMII ini. Perpustakaan ini didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sarana informasi tentang Indonesia dari aspek seni budaya dan pariwisata yang dirasakan sangat diperlukan baik oleh masyarakat kita sendiri ataupun orang-orang asing yang akan berkunjung untuk keperluan studi, rekreasi, bahkan penilitian ilmiah.


Terdapat beberapa pahatan unik di depan Perpustakaan TMII ini (yang belakang, bukan yang di depan)


Perpustkaan TMII ini sendiri terdapat di dalam gedung Pusat Informasi dan Budaya (PIBW) (klik ini). Terdapat beragam jenis buku tentang kebudayaan dan kepariwisataan Indonesia di perpustakaan TMII dan didukung dengan area membaca yang hening, tenang dan nyaman (hoaaaaam, ngantuk).

Mencari bahan untuk budidaya bibit lele menjadi marching band terlatih

Seriusnya, padahal selama ini cuma paham baca komik doang

Oh iya, kita juga dapat mencari buku di perpustakaan ini, melalui katalog online (klik ini)

4. Kereta Api Mini
Naaah ini yang paling konyol. Sebenarnya kami ingin menaiki kereta aeromovel (klik ini), itu loooh kereta yang rel-nya di atas.

Petunjuk jalan mengarahkan kami ke tempat yang benar, tetapi kaki kami yang salah melangkah. Dengan rasa penuh percaya diri, kami membeli tiket dan memasuki stasiun, ketika sampai di tempat tunggu kami agak bingung dan heran: kenapa kereta aeromovel rel-nya di bawah?


menyetop delman online

Mbak Winda sempat memberitahu, kalau kami salah masuk stasiun, tapi saya menampik prasangka Mbak Winda dengan dugaan (dan ke-sotoy-an saya): “..aaakh benar koook, nanti kan keretanya juga jalan ke atas…” (entah bagaimana caranya).

Daaan, ternyata benar adanya, kami bukan mengantri untuk kereta aeromovel, tetapi kereta api lokomotif mini (klik ini), hahahaaa.




Cukup lama perjalanan kami mengitari TMII dengan kereta api mini ini (karena kecepatan kereta mini termasuk santai), mungkin malah lebih cepat jalan kaki pakai rollerblade dibanding naik kereta.







sedang melongok ke arah mantan, yang jatuh terjerembab ke dalam kubangan nista


Tapi yaaa, tak apalah sambil keliling santai melintasi beberapa anjungan rumah-rumah adat yang ada di TMII ini (antara menghibur diri dan malu dengan Mbak Winda).








Akibat lamanya perjalanan mengitari TMII (padahal naik kereta mini) kami akhirnya kelaparan, di TMII banyak sekali tempat makan dan kios. Kami memilih untuk makan di tempat yang dekat dengan stasiun kereta mini.

nemu kata-kata kayak gini


sengaja foto es kelapanya saya upload dua, biar hausnya hilang


cocok nih foto, dipakai buat spanduk kantin


Setelah selesai makan kami lanjut berkunjung ke Borobudur Mini, karena memang letak pas sekali di depan Miniatur Borobudur, heheheee.

bunga di halaman Borobudur Mini


gaya foto mbah putri saya ketika masih gadis

5. Miniatur Borobudur
Kalau dilihat dari hasil foto-foto saya memang tidak ada miniatur borobudur-nya, kami malah asyik foto-foto muka sendiri, hahahaaa.


ini gaya foto a la-a la jaman mama kamu ketika masih muda belia

Miniatur Borobudurnya ada di kotak kaca yang di belakang itu yaaa (kalau terlihat)


Di area Borobudur Mini ini terdapat replika berukuran kecil dari Candi Borobudur yang disimpan di dalam kaca, di dalam pendopo, seperti foto di bawah ini.


Tidak banyak yang bisa saya bahas tentang tempat ini, karena saat itu kurang mencari informasi, malah foto-foto, heheheee.


6. Sasana Kriya
Sambil mencari arah gerbang keluar TMII, kami berfoto di depan pintu gedung ini. Tidak mungkinlah kami masuk ke tempat ini, karena biasanya tempat ini dijadikan tempat untuk menyelenggarakan perhelatan acara pernikahan.


Mungkin pada awalnya gedung ini digunakan sebagai tempat pusat pengenalan,perdagangan, dan pemasaran hasil-hasil industri kerajinan dari seluruh daerah di Indonesia.



Seiring banyaknya permintaan dan kebutuhan masyarakat, akhirnya gedung ini direnovasi dan didesain ulang menjadi gedung serbaguna (klik ini).

foto di area parkir

untuk menunjukkan kalau area parkir ini luas

7. Bayt Al Quran dan Museum Islam Istiqlal
Tempat ini letaknya tepat di depan pintu gerbang masuk TMII (Gerbang Kala Makara). Bayt (Baitul) Al Quran yang berarti “Rumah Al Quran” ini terdapat karya-karya unggulan para ulama dan intelektual muslim Nusantara sejak abad ke-17 sampai ke-20 yang bernilai historis.





bunga-bunga di taman Bayt Al Quran (yeee, semua juga tau ini bunga)




Selain itu warisan budaya berupa musyaf, manuskrip Al-Qur'an, arsitektur, seni rupa Islami yang memiliki keindahan seni, juga tersimpan di gedung ini (info lebih lengkap baca di sini).


Mushaf Al Quran Wonosobo yang diyakini terbesar di Indonesia (klik ini)


Tidak terasa, hari sudah mulai sore. Kami-pun harus menyudahi jalan-jalan di TMII. Tanpa kami (Saya dan Mbak Winda) sadari, ternyata mulai dari tahun 2014 hingga saat ini, kami setiap tahun pasti mengunjungi TMII bersama, tempat yang kami berbeda tiap tahunnya, dan pastinya akan saya bahas di blog ini, tempat mana saja yang sudah kami jelajahi di TMII, mengingat area TMII ini sangat luaaaaas sekali. Tunggu yaaaa!!!

Komentar