Mei 2019
Kebiasaan kami, setiap tanggal 01 Mei (hari libur nasional -Hari Buruh-) kami pasti membuat agenda jalan-jalan, padahal hanya libur sehari (besok harinya masih harus masuk kerja), tapi kami tetap nekat jalan-jalan ke luar kota, heheheee.
Kali ini kami mengunjungi Situ Gunung di Sukabumi yang saat itu sedang viral di media sosial (Instragram) dan sedang ramai-ramainya pengunjung ingin mengebrangi jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara ini (katanya). Selain itu di tempat ini banyak sekali tempat/ spot foto pemandangan yang sangat indah.
Dengan menggunakan jasa open trip, dini hari rombongan berangkat dari Cilegon dan saya terlambat datang (heheheee) jadi kami agak siang sampai di Sukabumi. Seperti yang diketahui semua orang, jalanan di Sukabumi itu sempit dan ramai karena banyak terdapat pasar di jalan utamanya sehingga menyebabkan macet panjang apalagi ketika hari libur. Macetpun bertambah karena saat itu sedang ada aksi buruh yang “berunjuk rasa damai” di jalan raya (Sukabumi juga terkenal banyak pabrik) ditambah lagi ada acara hajatan nikah (yang biasanya jalan raya dipakai untuk menerima tamu), huhuhuuu mau nangis.
Okeee, akan saya absen rombongan kami:
Mbak Vivi
Mbak Winda
Omen
Ade
Pendi
Mbak Nina
Nyonya Ika (saya, hahahaaa)
Tepat tengah hari kami baru sampai di Sukabumi, sebelum masuk kami sholat dzuhur terlebih dahulu di area pintu masuk.
ada poster ini, di salah satu mushola di Situ Gunung
Dari pintu masuk menuju jembatan suspensi (menyebrang ke Curug Sawer) para pengunjung harus melalui jalan yang mendaki, walaupun tidak begitu jauh (sekitar ± 500 meter) cukup membuat capek karena jalannya menanjak. Bagi yang tidak kuat jalan, ada tukang ojek motor yang menawarkan jasa, heheheee.
peta area Situ Gunung
Di tempat penyebrangan ramai sekali para pengunjung mengantri. Kenapa harus antri? Demi keamanan dan kenyamanan, petugas membatasi jumlah pengunjung yang menyebrang agar tidak melebih kapasitas jembatan.
Supaya nyaman menunggu giliran, sebelum ke area penyebrangan para pengunjung disarankan untuk menunggu di tribun dan panggung terbuka. Jadi para pengunjung disuguhi welcome drink & food (teh atau kopi panas, aneka gorengan dan pisang rebus) dan ada pertunjukan kesenian Jawa Barat, Calung.
teh dan pisang rebus hangat, sehangat sambutan para petugas Situ Gunung
Setelah itu kami menuju tempat penyebrangan dan harus mengantri terlebih dahulu. Sebelum menyebrang para pengunjung di pasang sabuk pengaman yang bertujuan untuk menentukan jumlah batas penyebrang, karena sabuk pengaman ini tidak terhubung ke jembatan atau tali gantungan lainnya, heheheee.
Pengalaman menyebrang di jembatan suspensi ini, bikin deg-degan, jembatan berasa digoyang-goyang dengan sengaja oleh seseorang, padahal jembatan bergoyang karena langkah kaki para penyebrang, ekspresi wajah saya sampai tegang ketakutan, heheheee.
Oh iya, ketika di atas jembatan petugas memberitahu kepada para pengunjung untuk tidak berlama-lama di atas jembatan, biasanya yang lama itu para pengunjung yang hobi-nya selfie (tau kaaan, kadang kalau selfie satu spot aja, jepretnya 100 kali).
Memangnya menyebrang kemana sih? Para pengunjung menyebrang menggunakan jembatan untuk menuju Curug Sawer.
Dari jembatan menuju Curug Sawer, pengunjung harus melalui jalanan menurun. Karena termasuk pegunungan jadi jalanan diberi bebatuan agar tidak becek dan licin.
Selama perjalanan menuju Curug Sawer, pengunjung dapat melihat dan mengunjungi atau menggunakan fasilitas yang sudah disediakan para pengelola, seperti: camping ground, food court, mushola dan toilet.
Tiba di Curug Sawer, banyak sekali pengunjung yang befoto ria di jembatan dekat dengan air terjun, karena saya malas bergerak saya tidak sempat memotret keindahan air terjunnya, saya hanya memotret aliran air sungai dekat dengan air terjun (sebab di tempat ini sepi orang, heheheee) untung saja Omen berhasil memotret Curug Sawer.
Puas menikmati pemandangan air terjun dan ber-selfie ria, kami harus segera keluar dari tempat ini karena Mbak Nina sangat ingin sekali melihat Situ Gunung (danau) yang terkenal di tempat ini.
nggak tau ini siapa, udah dipotret aja
bukan anak buah Kim Jong Unch
ini dia foto Curug Sawer yang berhasil diambil Omen, plus ada si Ade nongol di situ
Sebelumnya kami “makan siang yang terlambat” di tempat makan yang berada di pintu antri penyebrangan. Menunya beraneka ragam makanan khas Jawa Barat (rasanya enak sekali, heheheee), ada juga menu minuman segar lainnya.
diem-diem, ternyata narsis juga kalau difoto
Jarak ke Situ Gunung ± 1km dari pintu masuk. Ada yang menggunakan jasa ojek motor, ada juga yang berjalan kaki seperti kami. Kami buru-buru menuju danau Situ Gunung, karena ketika itu cuaca sedang mendung dan berkabut sejak siang hari tadi, sehingga kemungkinan di sore hari kabut akan lebih tebal menyelimuti daerah danau Situ Gunung.
menyusuri jalanan berkabut sambil mendengarkan soundtrack film Pengabdi Setan, itu enak
Jalanan menurun dan ber-cor, sangat membantu kami menuju danau Situ Gunung. Di sambut dengan pemandangan hutan pinus dan kabut tebal menemani perjalanan kami, agak mistis memang, hihihiii.
Sampai di danau Situ Gunung, tidak banyak pemandangan yang dapat kami nikmati karena danaunya tertutup kabut yang cukup tebal.
Sebenarnya dari dermaga danau ini, pemandangannya sangat indah jika cuaca sedang cerah. Pemandangan hutan yang hijau dan birunya langit akan kita dapati jika berkunjung ketika cuaca cerah.
Dermaganya saat itu sedang rusak dan reot, sehingga ditutup. Hanya beberapa tukang perahu bambu (getek) yang melintas di danau. Makin sore dan gelap, tempat ini semakin berasa aura mistisnya. Akhirnya kami menyudahi menikmati pemandangan di danau Situ Gunung untuk menuju tempat parkir kendaraan di gerbang masuk.
Karena hari semakin gelap, kami menggunakan jasa ojek motor untuk mencapai tempat parkir supaya lebih cepat sampai, lagi pula ketika kami menuju danau, jalanannya menurun, pastinya arah jalan kembali akan menanjak.
Hampir maghrib kami meninggalkan tempat wisata Situ Gunung, oh iya bagi pengunjung yang ingin menginap di tempat ini, ada juga loh area perkemahan atau vila.
Komentar
Posting Komentar