November 2013
Sebenarnya agenda perjalanan ke Pantai Sawarna, Lebak (klik ini) adalah ide dari KARPALA (Karyawan Pencinta Alam) di tempat saya bekerja. Bosan dengan perjalanan ke gunung mereka mempunyai gagasan untuk jalan-jalan ke pantai.
Jarak ke Sawarna sekitar 100 km dari tempat tinggal kami, kami tempuh dengan mengendarai sepeda motor dan saling berboncengan untuk mengurangi jumlah kendaraan yang ikut, agar tidak terlalu ramai iring-iringannya.
Pukul 08.00 pagi kami berangkat dari Serang melewati daerah Malingping Pandeglang dengan kondisi jalan ketika itu masih rusak dan sangat jelek (entah sekarang jalannya sudah diperbaiki atau belum) membuat kami harus beberapa kali berhenti untuk sekedar menambal ban, mengisi bensin atau istirahat sejenak agar kaki dan bokong kami tidak kram akibat perjalanan yang cukup jauh, melelahkan dan menyakitkan karena jalanyang banyak berlubang.
Cuaca saat itu cerah tiba-tiba menjadi mendung, kami sempat diguyur hujan sebentar dan gerimis-gerimis kecil menemani perjalanan kami.
Ketika siang kami menyempatkan untuk berbelanja di pasar (lupa entah di daerah Rangkas atau Pandeglang) untuk keperluan dan kebutuhan makan malam kami di pantai nanti, sholat dzuhur di masjid dekat pasar dan jajan bakso sambil menunggu hujan reda.
Pukul 13.00 kami kembali melanjutkan perjalanan, sekitar pukul 15.00 kami sampai di daerah Sawarna. Agenda pertama kami adalah mengunjungi Goa Lalay.
Oh iya, setiap perjalanan saya pasti ada cerita konyol, dan tentu saja perjalanan kali juga ada cerita konyolnya: Salah satu dari kami yang ditunjuk sebagai pengarah jalan (karena katanya dia sudah pernah ke Sawarna sebelumnya) menuntun kami ke jalan yang tidak lazim, yaitu melewati pematang sawah yang becek, licin, berlumpur dan sempit dengan menggunakan sepeda motor. Padahal sudah ada akses jalan masuk yang lebih aman dan kondisi jalannya lebih bagus (jalan bersemen) jaraknya hanya 300 meter dari pematang sawah yang kami lalui.
Semua motor kondisinya ban dan mesinnya berat karena lumpur tebal yang menempel, bahkan ada yang mogok di tengah pematang sawah. Karena sempit, kami harus menginjak-injak sawah warga, sehingga rusak dan membuat warga sekitar menjadi kesal dan mengomeli kami.
Kamipun menyempatkan untuk mencuci sepeda motor yang belepotan lumpur di sungai tidak jauh dari sawah, perjalanan yang seharusnya sebentar lagi sampai di tempat tujuan, harus tertunda dulu, karena membersihkan dan memperbaiki motor.
Setelah melewati jembatan gantung, akhirnya kami sampai di tempat masuk Goa Lalay sekitar pukul 16.45. Untuk masuk ke Goa Lalay kita harus ditemani pemandu dan membayar tiket masuk untuk menyewa perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri), karena kami datang terlalu sore dan hari mulai gelap jadi pemandu menyarankan kami untuk kembali besok pagi sekitar pukul 08.00 ketika hari masih terang.
Gagal mengunjungi Goa Lalay di hari pertama, akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat, makan, sholat ashar dan sambil menunggu waktu sholat maghrib di warung sekitar pintu masuk Goa Lalay.
Selesai sholat maghrib kami lanjutkan perjalanan kami menuju Pantai Sawarna dimana harus melewati pematang sawah, menyusuri sungai, melewati area pemakaman warga (hihihiiiii), mendaki dan menuruni bukit karena letak Pantai Sawarna ada di balik bukit di area Goa Lalay ini. Astagaaa!!! Dalam kondisi gelap, kami harus mendaki gunung, hahaahaaa yaaa beginilah kalau jalan-jalan bareng para pendaki, mau ke pantai saja harus ada agenda naik gunung. Ketika hari terang, dari atas bukit ini kita bisa menikmati keindahan seluruh pantai di wilayah Sawarna. Karena malam hari, jadi kami tidak bisa menikmati pemandangan tersebut.
Oh iyaaa, motooorrr???!!! Motor kami titipkan di tempat masuk Goa Lalay, karena besok paginya kami akan kembali lagi untuk mengunjungi Goa Lalay.
Menuruni bukit, kami akhirnya tiba di daerah Pantai Legon Pari, karena di pantai ini gelap dan tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia, kami harus berjalan lagi sekitar 2 km menuju Pantai Sawarna yang lebih ramai, karena terdapat banyak warung yang menyediakan fasilitas toilet bersih dan saung (tempat makan) juga banyak homestay (penginapan).
Tiba di Pantai Sawarna kami membersihkan badan di toilet umum, mendirikan tenda di dekat warung di pinggir pantai dan menyiapkan makan malam dengan menu ikan bakar yang bahan-bahannya kami beli di pasar tadi.
Malam mulai larut, kamipun beristirahat dan tidur. Karena besok pagi sekali harus sudah bangun dan bersiap kembali ke Goa Lalay. Deuuuh, manjat bukti lagiii!!! Hahahaaa.
Pagi harinya, semua sudah siap berangkat menuju Goa Lalay, sedangkan saya yang jiwa adventure-nya kurang sekali memutuskan untuk tidak ikut ke Goa Lalay dan hanya jalan-jalan di sekitar pantai saja dengan salah satu kawan saya. Ingin tau Goa Lalay itu tempatnya seperti apa, dapat dilihat di sini.
Karena saya suka memotret, jadi saya hanya berjalan-jalan menyusuri pantai yang cukup luas areanya, dan menurut saya kegiatan ini tidak membuat saya bosan.
Daaan benar saja, di pagi hari yang mendung tidak menyurutkan keindahan pemandangan pantai ini, sambil berjalan kaki saya menyusuri pantai menuju Pantai Tanjung Layar hingga ke Pantai Sawarna (yang berjarak sekitar 1,5 km).
Langit pagi yang mendung, angin yang cukup kencang dan ombak yang lumayan tinggi, makin membuat pemandangan pantai ini menjadi indah, walaupun agak sedikit mistis menurut saya, heheheee.
Bahkan ketika kawan saya melihat foto saya di atas, menurut dia terkesan ada yang hendak keluar dari dalam laut dan menghampiri karang atau pinggir pantai.
Di daerah Pantai Tanjung Layar, menurut saya tidak cocok bagi pengunjung yang ingin berenang, karena sebagian besar pantainya ditutupi oleh banyak karang.
Jika pengunjung ingin berenang, lebih baik di Pantai Sawarna yang ombaknya cukup besar dan tidak banyak karang.

Pantai Sawarna lautnya biru sekali, airnya masih jernih, ombaknya besar. Tidak hanya dipakai berenang tapi bisa juga dipakai untuk berselancar, banyak juga orang bule yang berselancar di pantai ini. Cuaca pagi hari yang mendung berangsur menjadi cerah sehingga saya senang sekali memotret pemandangan pantainya dengan ditemani angin pantai yang menenangkan.
Siang pukul 12.00 kami harus kembali, kawan-kawan saya yang lain berangkat dari Goa Lalay, saya dijemput lagi oleh kawan saya dengan motor, kali ini dia lewat jalan yang benar, bukan melewati pematang sawah atau mendaki bukti terlebih dahulu dengan menggunakan motor, heheheee.
Dalam perjalanan pulang, kami saling berpisah, ada yang melalui daerah Malingping Pandeglang, ada juga yang seperti saya melewati daerah Gunung Kencana yang kondisi jalannya jauuuh lebih bagus dan banyak pemandangan perkebunan kelapa sawit yang indah di sepanjang jalan, hanya saja rute Gunung Kencana ini 2x lebih jauh karena mengitari jalan utama dan sepi.
Malam pukul 21.00 saya baru sampai di rumah, rasanya badan saya rasanya capek sekali, bukan karena perjalanan jauh ke Pantai Sawarna, tetapi juga karena sebelum berangkat menuju Pantai Sawarna pukul 08.00, saya baru saja sampai dari Solo pukul 02.00 (liat ini), hahahaaa. Liburan saat itu sangatlah menyenangkan hati walaupun badan capek tapi tidak terasa.
Komentar
Posting Komentar