Langsung ke konten utama

Pulau Lima, Banten

September 2014

Setelah membahas tentang Pulau Tiga & Pulau Empat (klik ini) dan Pulau Dua (klik ini), sekarang saya akan bahas tentang Pulau Lima. Sebenarnya ada berapa pulau sih di Banten bagian utara ini??? Heheheee, saya tidak tau, katanya sih ada juga pulau di yang bernama Pulau Enam (tapi saya belum pernah ke sini). Saya bahas saja dulu Pulau Lima.

petugas penjaga tiket masuk, hahahaaa

Pagi itu, saya, Mbak Nina, Omen dan Restu mengunjungi daerah Karangantu, Banten. Karena kami dapat info, kalau di daerah Karangantu akan dilaksanakan FESTIVAL MASYARAKAT PESISIR. Festival Masyarakat Pesisir adalah kegiatan hiburan rakyat dan perlombaan untuk warga Karangantu-Kasemen Banten yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan.

panggung gembira, untuk melaksanakan pertunjukan seni dan budaya

Lomba yang diselenggarakan meliputi: lomba mewarnai, lomba busana untuk tingkat PAUD, lomba perahu hias, lomba kuliner, lomba memancing, lomba mendayung, dll. Biasanya diselenggarakan selama 2 (hari) pada akhir pekan (hari Sabtu – Minggu).

Selain perlombaan ada juga pertunjukan seni dan budaya tradisional masyarakat Banten, seperti: pencak silat, debus dan rampak bedug (klik ini).

Tujuan diselenggarakan Festival Masyarakat Pesisir ini adalah potensi wisata bahari di Kota Serang, sekaligus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dari sektor wisata (klik ini, ini, ini, ini, ini atau ini).


Naaah pada perlombaan perahu hias, para peserta akan berlayar ke Pulau Lima, karena jaraknya paling dekat dengan Pelabuhan Gope, TPI Karangantu (Kasemen, Kota Serang), kira-kira 15 menit waktu perjalanan berlayar menggunakan perahu.

Karena bertepatan dengan lomba menghias perahu, jadi kami para pengunjung diperbolehkan naik perahu dan berlayar dari Pelabuhan Karangantu ke Pulau Lima secara gratis. Hahahaaa, lumayanlaaah, ikut meramaikan katanya.








antusias peserta, warga dan pengunjung yang ingin ikut berlayar ke Pulau Lima dari Pelabuhan Karangantu


perahu dihias dengan umbul-umbul dan aneka ragam jajanan, kok malah mirip warung apung ya, heheheee



perbekalan melaut


perahu mulai berlayar, meninggalkan pelabuhan

cieee, sama-sama motret!!!


persiapan muka didempul bedak dulu yang tebel, biar nggak item ya chyiiin







Restu






Mbak Nina, Omen dan Restu (biar nggak mabok laut, kita selfie aja yaaa)







Kesan saya tentang Pulau Lima, dari jauh terlihat bagus, dengan pemadangan pasir putih, biru dan beningnya air laut, juga hutan mangrove. Ada 3 (tiga) buah gazebo sebagai tempat peristirahatan.





Sampai di Pulau Lima, kami berempat menyusuri dan mengitari Pulau Lima yang luasnya terbilang tidak terlalu besar. Hutan mangrovenya cukup indah, kamipun menyempatkan berfoto di pinggir pantainya. Agak dalam lagi kami menyusuri, kami menemukan hutan pepohonan dengan ranting yang kering.


















aduuuuh, duh, duh, nggak tahan sama sampahnya...




















Cukup lama kami menyusuri pulau ini, sampailah kami kembali ke tempat awal kami datang (khawatir perahu yang mengantar kami sudah kembali ke Pelabuhan Karangantu, nanti kami malah tidak dapat tumpangan, hahahaaa). Tetapi sebelumnya, ada yang mengganjal pikiran saya: saya menemukan beberapa hidangan makanan dan minuman yang diletakkan di pinggir pantai, entah makanan dan minuman itu disuguhkan untuk siapa, saya tidak tau.

mungkin ini adalah yang saya kira bekal melaut tadi

Karena perhelatan acara ini, Pulau Lima jadi terlihat kotor dan kumuh karena sampah yang dibuang sembarang oleh para pengunjung, hmmm miris sekali, padahal pemadangan di Pulau Lima ini bagus.











Saat ini Pulau Lima cukup berbenah dan dijadikan tempat wisata yang menarik (klik ini, ini, ini, ini atau ini). Tempat penginapannya pun ditambah jumlahnya untuk menfasilitasi pengunjung dari daerah yang jauh jika ingin menginap, ada juga penyewaan banana boat, snorkeling dan memancing (klik ini, ini)




Semoga tempat wisata Pulau Lima ini tetap terjaga keasrian, keindahan dan kebersihannya. Sehingga dapat meningkatkan potensi wisata di daerah Banten ini.

Komentar